RUU Pengelolaan Sampah Disahkan

Perumahan Wajib Memilah Sampah

[JAKARTA]  Setiap kawasan perumahan, kawasan industri dan perdagangan diwajibkan memiliki instalasi pemilihan sampah. Jika tidak, pemerintah akan memberikan sanksi yang keras baik berupa sanksi administratif maupun pidana bagi yang melanggar.

Ketentuan berupa jenis sanksi akan ditetapkan dalam peraturan pemerintah maupun peraturan daerah. Kewajiban warga negara di atas tersebut menjadi salah satu bagian dari Rancangan Undang-Undang Pengelolaan Sampah (RUU Sampah) yang hari ini disetujui DPR dalam rapat paripurna menjadi menjadi UU.

Asisten Deputi 4/II Kementerian Lingkungan Hidup yang membidangi Pengelolaan Sampah, Tri Bangun L Sony, di Jakarta, Rabu (9/4), mengaku lega dengan selesainya proses pembahasan RUU Sampah. Berdasarkan informasi yang diperoleh, pembahasan RUU Sampah ini baru selesai dibahas antara pemerintah dan DPR, Selasa (8/4) malam.

Menurut Sony, dengan adanya UU Sampah ini, setiap warga negara, dan kalangan industri bisa mengerti dan memahami hak dan kewajibannya dalam hal pengelolaan sampah.
Selain membahas mengenai sampah domestik atau rumah tangga, UU Sampah ini juga mengatur tentang impor sampah. Jika melanggar, impor sampah ini bisa dikenai sanksi pidana yang jelas.

Perubahan Sikap

Wakil Ketua Komisi VII DPR, Sony Keraf, mengatakan, meskipun Indonesia saat ini sudah memiliki UU Sampah, tetapi jangan terlalu berharap terjadi perubahan drastis dalam implementasi di lapangan. Perubahan sikap itu adalah masalah mental. Untuk memperbaiki mental perlu waktu yang lama.

Dia mengatakan, saat ini banyak penanggungjawab kompleks perumahan tidak melakukan kewajibannya untuk menyediakan sarana pemilahan dan penampungan sampah.
Dengan adanya UU yang baru disahkan ini, dia berharap para pengembang dapat mematuhi aturan pemerintah guna menciptakan lingkungan yang lebih sehat.

Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDI-P) ini meminta agar semua pihak melihat permasalahan sampah yang ada saat ini sebagai persoalan yang serius.
Dan masyarakat Indonesia, kata Sony, belum sampai pada level tertib dalam mengelola sampah.

Sedangkan, anggota komisi VII dari Fraksi Partai Damai Sejahtera (FPDS), Hasurungan Simamora, menilai pengelolaan sampah tidak bisa ditangani secara parsial mengingat kompleksitas permasalahan yang dihadapi.
"Sosialisasi dan pengondisian UU Sampah ini perlu dilakukan agar UU yang ada tidak hanya sekadar macan kertas,"katanya. [E-7]

Last modified: 9/4/08
http://www.suarapembaruan.com/News/2008/04/09/Kesra/kes03.htm

Artikel terkait :
Sampah dan Sistem yang Kompleks
Impor Sampah Resmi Dilarang
10 Fraksi DPR Setujui RUU Sampah Jadi UU
RUU PENGELOLAAN SAMPAH DISETUJUI DPR

Comments

  1. program "Rumah Perubahan" nya Rheinald Kasali asik juga buat dicontoh...

    ReplyDelete
  2. program "Rumah Perubahan" nya Rheinald Kasali asik juga buat dicontoh...

    thanks infonya, mas tri..sudah melongok ke sana...menarik ;)

    ReplyDelete
  3. Mudah2an lancar dalam pelaksanaannya

    ReplyDelete
  4. Saya sudah melakukan (sebagian upaya) pengelolaan sampah mandiri, tidak susah kok, gampang sekali, bahkan Nanin anak saya pun bisa andil melakukannya dan bisa menghasilkan uang lho!... Ceritanya ada di bagian akhir di http://andymse.blogspot.com/2008/03/pemulung-dan-penjual-pulsa.html

    ReplyDelete
  5. bu lita: pagi ini saya baru menemukan seutas benang yang sambung menyambung (setelah menelusuri postings bu lita dan link2nya)... ternyata ibu lita itu putri bpk Hasan Purbo, menurut suami saya, (temannya dulu ada yang bergiat di aspek bandung), banyak ide2 cemerlang beliau bpk Hasan sewaktu di aspek, salah satunya belakangan diimplementasikan oleh pemerintah menjadi P2KP di seluruh Indonesia. Keren banget... Di posting awal bu lita ada sambungan lagi... ternyata bu lita adiknya pak onno widodo ya? suami saya juga sering sebutkan nama pak onno (terakhir sewaktu mengikuti i-lifestyle di metrotv 13/04 lalu). Suami saya sedang terobsesi mengembangkan community center di pedesaan berbasis ict. Semoga jadi keren juga, hehehe (sampai saat ini saya masih bingung kl suami cerita soal internet RT/RT, voip rakyat, dlsb)

    ReplyDelete
  6. Mudah2an bener2 terlaksana ya bu.. Ngiri liat negara tetangga yg bersih.. =)

    ReplyDelete
  7. Bu Noor : Saya sudah melakukan (sebagian upaya) pengelolaan sampah mandiri, tidak susah kok, gampang sekali, bahkan Nanin anak saya pun bisa andil melakukannya dan bisa menghasilkan uang lho!...

    salut, bu Noor..memang sampah bisa menjadi berkah ya, bu..:)

    ReplyDelete
  8. Bu Noor : ternyata bu lita adiknya pak onno widodo ya? suami saya juga sering sebutkan nama pak onno (terakhir sewaktu mengikuti i-lifestyle di metrotv 13/04 lalu). Suami saya sedang terobsesi mengembangkan community center di pedesaan berbasis ict. Semoga jadi keren juga, hehehe

    Wah, semoga jadi keren juga, bu :)
    Salut deh saya sama pak Andy.
    btw, kok tau ya w-nya itu widodo ? :))

    ReplyDelete
  9. Tahu dong! Kan nama kang Onno bertebaran dimana-mana. Tinggal tanya paman google, keluar namanya banyak sekali. Tks doanya bu Lita! Semoga kita-kita yang hanya ibu rumah tangga ini bisa mewariskan lingkungan yang lebih baik untuk anak-anak.

    ReplyDelete
  10. Masalah Sampah menjadi tanggung jawab kita semua, betul gak mama Lita...?

    ReplyDelete
  11. Singkat saja : ada UU kalau manusianya enggak punya kesadaran akan kebersihan juga susah lho.

    ReplyDelete
  12. halo ibu lita, saya dapet blognya setelah gugling tentang gugus tugas sampah itulah.. terus jadi baca2 deh.. salam kenal ya bu..

    eh, boleh dong bu berbagi info, saya lagi penelitian tentang sampah di tingkat rumah tangga nih.. kayanya ibu banyak pengalaman yang bisa dibagi nih.. :P.. *nodong critanya :D*..

    ReplyDelete
  13. Qie : Masalah Sampah menjadi tanggung jawab kita semua, betul gak mama Lita...?

    ya, tanggungjawab semua manusia yg menghasilkan sampah, Qie :D

    ReplyDelete
  14. Gus Koko : ada UU kalau manusianya enggak punya kesadaran akan kebersihan juga susah lho.

    iya, memang sih..
    kalau dibalik gimana, Gus ?
    krn manusianya ngga punya kesadaran dan egois, terpaksa deh dibikin UU nya..hehe..

    mungkin yg penting, yuk, kita mulai dari diri sendiri dulu...;)

    ReplyDelete
  15. qnoi : eh, boleh dong bu berbagi info, saya lagi penelitian tentang sampah di tingkat rumah tangga nih.. kayanya ibu banyak pengalaman yang bisa dibagi nih.. :P.. *nodong critanya :D*..

    wah, boleh nih..salam kenal juga ya, tks sdh mampir...:)

    ReplyDelete
  16. bu lita.. saya ngmel lewat japri sampe gak yah imelnya? hehehehe.. bisi nyasar jadi mo menkonfirm critanya.. :P..

    ReplyDelete
  17. Hallo, saya tertarik banner paling di paling bawah, seperti pada umumnya yang sering kita tau: "reduce, reuse, recycle",gimana kalo ditambahin "rethink",.... before we use something.

    ReplyDelete
  18. "reduce, reuse, recycle",gimana kalo ditambahin "rethink",.... before we use something.

    boleh juga...
    o ya, sebenernya ada 1 lagi ya.."replant"

    tks !

    ReplyDelete
  19. kak Lita tinggal di Griya Depok Asri ya... Aku punya tante di blok C namanya bu Tika anaknya namanya Nadia. oh ya kak Lita ngomong2 soal sampah... mamaku sebulan yang lalu juga mulai belajar misah2 in sampah trus sampahnya dimasukin ke keranjang sampah takakura (kata mama keranjang sakti) soalnya nanti sampahnya jadi pupuk. Beli keranjang takakura-nya jauh lho... dikirim dari Surabaya, abis di Bogor enggak ada. Cuma kadang aku bingung juga mana sampah yang bisa dijadiin pupuk, mana yang enggak? apa ada tipsnya kak?

    ReplyDelete
  20. Kresno : kak Lita tinggal di Griya Depok Asri ya... Aku punya tante di blok C namanya bu Tika anaknya namanya Nadia.

    wah, iya, Nadia pernah belajar piano juga sama aku ;)

    oh ya kak Lita ngomong2 soal sampah... mamaku sebulan yang lalu juga mulai belajar misah2 in sampah trus sampahnya dimasukin ke keranjang sampah takakura (kata mama keranjang sakti) soalnya nanti sampahnya jadi pupuk. Beli keranjang takakura-nya jauh lho... dikirim dari Surabaya, abis di Bogor enggak ada. Cuma kadang aku bingung juga mana sampah yang bisa dijadiin pupuk, mana yang enggak? apa ada tipsnya kak?

    wah, keren deh...iya, memang ngga semua sampah organik bisa dimasukkan ke dalam keranjang takakura. jangan masukkan tulang krn keras, sulit di'makan', jangan masukkan protein juga..
    kl bingung, coba bikin lubang biopori juga..semua sampah organik bisa dibuang ke sini.

    Mudah2an sukses mengolah sampahnya ya..salam buat mama :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts