Manajemen Sampah Kota Depok
Sudah beberapa bulan terakhir ini saya mulai serius lagi memisah-misahkan sampah rumah tangga saya.
Diet plasticbag, bawa tas sendiri untuk belanja, memisahkan sampah kertas, plastic refill, tetrapack, batere bekas, bahkan menempelkan juga CaRa MemBuAnG SamPAh di dinding dapur saya, supaya orang-orang di rumah ( terutama asisten rumahtangga ) makin pinter memilah sampah sebelum masuk ketempat sampah.
Hasilnya adalah berkarung-karung tetrapak, plastic refill, karton susu, sachet kopi dsb memenuhi sudut rumah saya yang imut ini. Dengan ngeri saya membayangkan, ini baru sampah dari rumah saya, gimana kalau 1 RT dengan 100 rumahtangga ?
Lalu saya coba menghubungi alamat2 yang kabarnya menerima sake ( sampah kering ) untuk didaurulang, tapi ternyata sekarang mereka sudah tidak lagi menerima sampah untuk didaur ulang.
Akhirnya saya dan suami membawa sampah2 non organik itu ke Tempat Pembuangan Sampah Sementara yang ada di kompleks perumahan saya, yang kebetulan hari itu hanya ada 'sedikit' tumpukan sampahnya.
....dan ngobrol dengan 'pengelola' TPSS nya - Pak Muhammad - dan anaknya di sana....
"Pak, nerima sampah2 plastik ngga ? "
"Iya, nerima, pak"
"Trus nanti diapain sampahnya ?"
"Ya disatuin lagi sama sampah2 yang lain, pak. Kita cuma ambil botol2 aqua dan karton susu nya aja yang laku dijual lagi"
Laaahhh....@#$%*&...
Jujur, semangat saya sempat agak drop beberapa level waktu itu...meskipun kami sempat 'mengandai-andai' bagaimana kalau ada pelatihan, sekaligus wadah untuk mereka mengolah sampah2 organik dan non organik untuk didaur ulang. Mereka menyambut dengan baik ide kami, dan menyatakan bersedia diajak dan mengajak teman2nya yang baru kena PHK dari pabrik garmen tempat mereka bekerja yang sekarang menganggur untuk diberdayakan. Hanya saja, ternyata kami tidak punya cukup waktu tersisa untuk mewujudkannya.
Ternyata, menurut informasi yang saya terima beberapa waktu lalu, kota Depok memang belum punya sistem pengelolaan sampah terpilah. Imho, penyediaan tong2 sampah terpilah di banyak tempat dari pemerintah kota bisa jadi mubazir bila tidak diiringi edukasi kepada masyarakat dan sistem pengelolaan sampah terpilahnya.
Saya kira, ide yang bagus banget kalau kota Depok bisa membuat greenmap seperti yang sudah dilakukan di beberapa kota lainnya di Indonesia.
Sebagai warga Depok, sebenarnya saya ingin bisa berkontribusi membuat Depok menjadi kota yang bersih dan nyaman untuk ditinggali, tidak hanya bisa mengeluh dan menuntut. Tapi, bagaimana ya ?
Diet plasticbag, bawa tas sendiri untuk belanja, memisahkan sampah kertas, plastic refill, tetrapack, batere bekas, bahkan menempelkan juga CaRa MemBuAnG SamPAh di dinding dapur saya, supaya orang-orang di rumah ( terutama asisten rumahtangga ) makin pinter memilah sampah sebelum masuk ketempat sampah.
Hasilnya adalah berkarung-karung tetrapak, plastic refill, karton susu, sachet kopi dsb memenuhi sudut rumah saya yang imut ini. Dengan ngeri saya membayangkan, ini baru sampah dari rumah saya, gimana kalau 1 RT dengan 100 rumahtangga ?
Lalu saya coba menghubungi alamat2 yang kabarnya menerima sake ( sampah kering ) untuk didaurulang, tapi ternyata sekarang mereka sudah tidak lagi menerima sampah untuk didaur ulang.
Akhirnya saya dan suami membawa sampah2 non organik itu ke Tempat Pembuangan Sampah Sementara yang ada di kompleks perumahan saya, yang kebetulan hari itu hanya ada 'sedikit' tumpukan sampahnya.
....dan ngobrol dengan 'pengelola' TPSS nya - Pak Muhammad - dan anaknya di sana....
"Pak, nerima sampah2 plastik ngga ? "
"Iya, nerima, pak"
"Trus nanti diapain sampahnya ?"
"Ya disatuin lagi sama sampah2 yang lain, pak. Kita cuma ambil botol2 aqua dan karton susu nya aja yang laku dijual lagi"
Laaahhh....@#$%*&...
Jujur, semangat saya sempat agak drop beberapa level waktu itu...meskipun kami sempat 'mengandai-andai' bagaimana kalau ada pelatihan, sekaligus wadah untuk mereka mengolah sampah2 organik dan non organik untuk didaur ulang. Mereka menyambut dengan baik ide kami, dan menyatakan bersedia diajak dan mengajak teman2nya yang baru kena PHK dari pabrik garmen tempat mereka bekerja yang sekarang menganggur untuk diberdayakan. Hanya saja, ternyata kami tidak punya cukup waktu tersisa untuk mewujudkannya.
Ternyata, menurut informasi yang saya terima beberapa waktu lalu, kota Depok memang belum punya sistem pengelolaan sampah terpilah. Imho, penyediaan tong2 sampah terpilah di banyak tempat dari pemerintah kota bisa jadi mubazir bila tidak diiringi edukasi kepada masyarakat dan sistem pengelolaan sampah terpilahnya.
Saya kira, ide yang bagus banget kalau kota Depok bisa membuat greenmap seperti yang sudah dilakukan di beberapa kota lainnya di Indonesia.
Sebagai warga Depok, sebenarnya saya ingin bisa berkontribusi membuat Depok menjadi kota yang bersih dan nyaman untuk ditinggali, tidak hanya bisa mengeluh dan menuntut. Tapi, bagaimana ya ?
huahahaha...
ReplyDeleteember mba.. bahkan di UI yang udah ada 3 jenis kotak sampah pun ttp ujung2xnya di satuin, trus di buang ke tumpukan sampah.
klo di komplek sy, kita masih bingung buat limbah tetra pack dan plastik refill mba... pdhal ini limbah terbanyak :(
Shinta : bener banget, masukan nih buat pemkot Depok...dan pastinya kita akan memilih walikota yg punya visi lingkungan hidup kan...setuju ? ;-)
ReplyDeletejadi kesimpulannya pilih calon ya mana nih? hehe
ReplyDeleteBrad : nunggu debat calon walikota di tipi sambil ngerajut...hehe
ReplyDeletejika saja manajemen sampah berjalan dengan baik, saya yakin lingkungan akan menjadi lebih bersih dan juga sehat..
ReplyDeleteRizqy : setujuuu...tetap semangat deh manajemen sampah mulai dari diri sendiri :)
ReplyDeleteResep juga membaca blognya mbak Lita kunjungi ding mbak webku http://kelompok-tani.com dulu rasanya mbak Lita janji mau kebun kol kita ya?
ReplyDeleteKol dan Sengon Tapos Depok : dulu rasanya mbak Lita janji mau kebun kol kita ya?
ReplyDeleteiya, bener...pengen banget berkunjung ke sana. Insya Allah nanti aku info kan ke temen2 Saka Wanabakti Depok untuk sama2 berkunjung ke kebun kol & sengon nya. Tks ya :)
katanya di depok sudah ada bank sampah. minimal sampah botol plastik bisa ditabung di sana. lumayan kan, untuk mengurangi timbunan sampah yang campur-baur nggak karuan. Saya sendiri berusaha ngontak tukang rongsokan aja untuk 'menyalurkan' botol2 plastik, kertas bekas, atau benda-benda 'buangan' lainnya. pisahkan dengan sampah organik. :)
ReplyDeleteDiah : katanya di depok sudah ada bank sampah. minimal sampah botol plastik bisa ditabung di sana
ReplyDeletemore info dong
Saya sendiri berusaha ngontak tukang rongsokan aja untuk 'menyalurkan' botol2 plastik, kertas bekas, atau benda-benda 'buangan' lainnya. pisahkan dengan sampah organik. :)
great job, mba Diah...;-)
terimakasih masukan2nya ya.
greenerationid @litauditomo #IndonesiaTuntaskanSampah u/
ReplyDeleteskala kota> dorong masy terapkan 3R. Rekan2 Bdg bikin Peta Hijau Persampahan. http://bit.ly/cwIvkU
about 4 hours ago via ÃœberTwitter
Wadah refill itu dibuat untuk polybag saja. Setelah dibersihkan, bagian bawahnya dilubangi menggunakan paku sebagai resapan air. Maka jadilah polybag untuk media tanam atau pot tanaman kesayangan. Seperti yang saya lakukan di sini :
ReplyDeletehttp://alonrider.wordpress.com/2009/10/06/polybag-dari-kemasan-refill/
Salam,
alonrider : keren idenya...tks sudah sharing ya..
ReplyDeleteNumpang share ide dari mas Sano ( ketua Forum Hijau Bandung )
ReplyDeleteMari mulai petakan SAKE/BABE/LAPAK/Tempat Rongsok (apapun itulah
namanya)
di wilayahmu masing2.
Gunakan http://www.opengreenmap.org/greenmap
Kota Bandung udah mulai nih, cek
http://forumhijaubandung.wordpress.com/2010/08/24/peta-hijau-tematik-persampahan-kota-bandung/
Tapi masih pakai googlemap biasa, bentar lagi dicicil dipindah ke
opengreenmap.
Kan keren tuh kalau tiap kota dimanapun berada bisa terpetakan dimana
tempat mengumpulkan sampah
yang telah DIPISAHKAN sejak awal berdasarkan jenisnya.
Di Bandung muncul kesepakatan penggunaan kata PISAH bukan PILAH.
Karena pilah lebih bermakna sesuatu
yg sudah tercampur baru dipilah. Namun sebuah produk pada proses habis
pakainya dia kan bisa langsung
DIPISAHKAN berdasarkan jenisnya asal sudah disediakan tempat yang
terpisah pula.
Salam KOLABORASI,
+sano+
www.greeneration.org
huaaaaa....kunjungan pertama
ReplyDeletelangsung nemu blog ini.
mba,,nasib yg sama. aku jg lagi semangat2nya nih kumpulin n pisahin sampah. semangatku berlebih...eh tapi bingung buangnya kmn.
jd gmn dunk mba,,semangatku ini?dilanjutkan atau...???
dicampurkan lagi saja sampah nya..hikshiskhiks...
heheheeh
ada yg mau nampung sampah refil plastik n tetrapack ku??hihihihi...
Yanie : ada yg mau nampung sampah refil plastik n tetrapack ku??
ReplyDeletewaahh...hebat...hebat...! lanjutkan ! jangan berhenti dulu misahin sampahnya ya, mba Yani....yuk kita sambil cari2 ide dan info gimana cara mengatasi masalah sampah non organik ini.
Kemarin sempet liat di kantor BLH ada ide utk membuang sampah organik ke dalam gulungan kertas koran. Coba nanti kalau sudah lebih detil, saya coba share lagi ya...semangat ya, mb Yanie..;-)
Ini link ide 'membuang' sampah organik ke dalam gulungan kertas koran : http://depokbebassampah.wordpress.com/acuan/tabung-sp/
ReplyDeleteSelamat ya, teruslah menulis untuk orang dan lingkungan di sekelilingmu ...
ReplyDeleteAssalamu'alaikum Mbak Lita,
ReplyDeleteSewaktu membaca tulisan Mbak Lita ini (sebelum pengumuman tanggal 6), entah mengapa saya sudah menduga tulisan ini akan jadi yang pertama :). Selamat ya Mbak. Sangat inspitaif!
Tentang pemilahan sampah juga menjadi bahan perhatian kami. Sekedar berbagi pengalaman, refill minyak goreng saya jadikan polybag untuk nanem bawang dll (sama seperti alonrider :), sedangkan kertas bekas dibuat kreasi antik yang bisa bernilai jual, salah satunya tas. Contohnya bisa dilihat di sini http://pendidikan-rumah.blogspot.com/2010/06/memberi-nilai-lebih-pada-sampah-kertas.html
Sampah organik sendiri alhamdulillah sudah ditampung di instalasi sampah anaerob milik RW, yang bisa menghasilkan gas untuk memasak dan menggerakkan generator listrik. Sisa cairan dari sampah bisa digunakan sebagai pupuk cair dan aman buat lingkungan jikapun di buang begitu saja ke tanah atau selokan.
Senang berkenalan dengan Mbak Lita. Sepertinya ada minat yang bersambungan nih, Mbak :)
iya mba,...idenya oke juga tuh kl sampah sampah di rumah di budi dayakan
ReplyDelete...
ReplyDeleteMba Lita ijin baca artikel dan numpang komen ya...
artikelnya bagus bgt, inspiratif dan memberikan banyak masukan.
terima kasih.
thanks .
admin
Home Appliances and Home Improvement