Pilah sampah yuk !

Ini catatan saya yang ke-3 tentang proses membangun sistem pengelolaan sampah skala RW setelah mimpi saya membangun RW Hijau dan mencermati bank sampah 
Hari sudah malam ketika kami, beberapa istri pengurus RT, ibu ketua arisan dan teman dari project bank sampah UI berkumpul di rumah saya untuk mendiskusikan langkah-langkah yang akan diambil untuk mensosialisasikan pengelolaan sampah rumah tangga kepada ibu2 peserta arisan.

Setelah melalui diskusi untuk menyatukan pemahaman tentang pengelolaan sampah, kami mencapai kesepakatan bahwa pelatihan dan sosialisasi yang akan disampaikan kepada warga adalah menumbuhkan kepedulian terhadap sampah, sehingga warga dengan sukarela mau mereduksi dan memilah sampah di rumahnya.

Dan rencananya, setelah sosialisasi nantinya akan didukung dengan peraturan atau himbauan dari RT/RW supaya sampah bisa tetap terjaga pemilahannya sampai ke Tempat Pembuangan Sementara di dalam kompleks perumahan.

Materi pelatihan disiapkan oleh teman2 dari UI dan Komunitas Wanita Peduli Lingkungan.

Suasana latihan pemilahan sampah
Pertama yang disampaikan adalah ilustrasi mengenai sampah kota Depok yang menjadi alasan kenapa kita harus mulai memilah sampah kita dimulai dari rumahtangga. Bukan hanya banyaknya timbulan sampah yang sudah kritis tidak bisa tertangani oleh pemerintah kota, tapi juga pencemaran tanah dan air, dan pemborosan sumber daya alam menjadi alasan kenapa kita harus mengurangi dan memilah sampah kita.

Pengenalan sampah

Untuk pemula, bila sampah bisa dipisahkan antara yang organik, anorganik dan limbah B3 saja sudah cukup baik.

Sampah organik :
Adalah sampah sayuran yang belum diolah, kulit buah, sisa nasi, sisa makanan

Sampah anorganik :
Sampah plastik, kardus, kaleng, kertas, sterofoam, botol dll

Sampah berbahaya (B3):
Seperti baterai, bohlam, lampu, tinta print, botol bekas obat, spray ( botol beraerosol ), aki

Sampah yang 'sulit' dikelola :
Pampers, pembalut wanita, perban bekas luka


Yang paling sederhana yang akan dilakukan adalah memisahkan dan memberikan secara terpisah pada petugas kebersihan. Petugas kebersihan akan senang kalau menerima sampah anorganik yang sudah terpilah dalam keadaan bersih.

Selain cara memilah sampah, ibu-ibu juga diberi pengetahuan sederhana tentang jejak karbon dengan harapan ibu2 tidak boros lagi dalam mengkonsumsi barang, misalnya tidak sering2 berganti hp, tidak sering membeli baju baru, menggunakan produk2 yang hemat energi, dsb

Dan salah satu kebijaksanaan keren dari pengurus arisan ibu-ibu RT12 ini adalah membeli inventaris gelas dan kotak makanan untuk mengurangi produksi sampah plastik minuman kemasan dan snack box yang biasanya menumpuk sesudah kegiatan arisan #thumbsup, buu ! ;)

Snack box arisan 
Rencananya, kalau pemilahan sampah ini sudah lancar dijalankan oleh seluruh warga, kami akan mulai lagi mencoba mensosialisasikan cara mengolah sampah organik menjadi kompos skala rumah tangga.

Comments

  1. Keep spirit ya bu, dirunggu saran masukan utk program pemerintah kota, insya Allah akan sy sampaikan ke pihak yg terkait.. @msuhermat

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts