Tentang pengolahan sampah ( lagi )
Teman-teman yang baik, makasih banyak ya udah mampir di posting ku tentang pengolahan sampah rumah tangga.
Alhamdulillah, masih banyak teman yang peduli dengan lingkungan kita
Saya tulis di sini ya tanggapan untuk komentar teman-teman...
"mb, beli keranjang sakti Takakura dimana di karinda jg ya ? apa bisa keranjang biasa ya ? sekilas nampak spt keranjang pakaian kotor di rumah hehehe ..."(Lilik)
Iya, memang betul keranjang takakura itu sebenernya laundry basket/ keranjang kotor biasa..hehe..kebetulan memang aku belinya di Kebun Karinda sesudah pelatihan itu, supaya bisa langsung praktek sampai di rumah.
Tapi sebenernya untuk mengompos bisa pakai macam-macam wadah :
Bener banget. Dulu waktu kecil saya pernah ikut alm bapak jalan-jalan ke TPA. Ngga nyambung juga sih sebenernya kenapa bapak yang arsitek itu bisa 'main' nya sama pemulung sampah yang dulu disebut bapak Laskar Mandiri.
'Pekerjaan' pemulung sampah memang memilah sampah, terutama sampah-sampah non organik yang masih bisa didaur ulang ( botol plastik, gelas aqua dll ), kemudian dijual dan jadi penghasilan mereka..cuma masalahnya, mereka harus 'mengais-ngais' seperti ( maaf ) anjing di sana...hiks..kasian juga liatnya...
Jadi itulah tujuannya kita memilah sampah di tingkat rumah tangga.
Pertama, sampah organik ditahan di rumah, diolah jadi kompos, dikembalikan lagi ke bumi dan jadi bermanfaat.
Kedua, sampah non organik yang masih bisa didaur ulang bisa disedekahkan ke para pemulung sampah yg pastinya diterima dengan senang hati oleh mereka karena ngga usah bersusah payah mengais tempat sampah.
Ketiga, tinggal sampah non organik yang sulit didaur ulang ( plastik refill, styrofoam, baterai bekas, pampers ) yang 'terpaksa' dibuang. Ini bisa diperkecil lagi jumlahnya kalau kita bisa menguranginya. Misal beli detergent, sabun cuci, shampoo, minyak goreng dll 'curah' yang ngga perlu pakai plastik refill, atau balik lagi pakai popok kain untuk mengurangi limbah pampers..;)
Sampah organik yang tidak diolah dan dibuang bersama-sama sampah non organik ini yang sekarang ini menjadi masalah besar di Indonesia.
Padahal sebenarnya, kalau kita mau sedikit repot, sampah organik ini setelah diolah menjadi kompos dalam skala rumah tangga bisa dimanfaatkan sendiri untuk keindahan rumah kita karena memperbaiki struktur tanah dan membuat tanaman kita menjadi subur, sedangkan dalam skala RT/RW pengelolaannya bisa diserahkan pada petugas kebersihan dan hasilnya kalau dijual bisa jadi tambahan sumber penghasilan juga buat mereka.
Selain itu yang paling penting adalah kita melaksanakan amanah Allah untuk memelihara bumi.
"Iya Lit, pengelolaan sampah tuh emang penting. Aku disini paling repot urusan memilah sampah. Botol dari beling aja dipisah buangnya berdasarkan warna(putih, coklat, hijau). Sampah kertas juga khusus buangnya, juga bio (warna tempat sampahnya hijau), sedang sampah dedaunan biasanya aku olah sendiri jadi kompos, daripada harus bayar khusus lagi. Adalagi sampah bekas packing (kotak/plastik sampahnya warna kuning) seperti kotak bekas susu, botol kemasan plastik, kaleng..yg bakal di recycling, biasanya diambil 2 minggu sekali. Pertama-tama ribet juga urusan buang sampah ini krn harus di pilah2, tapi lama2 jadi biasa juga. Paling males klo mo buang sampah botol beling ..karena tempatnya khusus, nggak diambil didepan rumah." (Retno)
Wah, makasih banget sharingnya, Ret..
Memang idealnya begitu ya. Di beberapa perumahan di kota besar Indonesia rasanya sudah menjalankan sistem yang hampir mirip seperti itu. Sampah non organik diambil oleh pemulung yang 'berijin' setiap hari yang ditentukan. Cuma memang, suliiiiit banget mengubah kebiasaan masyarakat Indonesia membuang sampah
"kalo mau kunjungan ke Kebun Karinda harus telp dulu kah? Trus boleh pribadi sama keluarga gak yah?"(Mama Rafa)
Iya, harus dengan perjanjian..
Pelatihan diadakan setiap hari Selasa, jam 9-11 dan Sabtu, jam 8-10.
Minimal 10 orang dan maksimal 40 orang ( jadi nanti kalau kelompok kita cuma 10 orang akan digabung dengan kelompok lain ).
Kunjungan ke Kebun Karinda boleh dengan kelompok atau keluarga, pada dasarnya semua orang boleh belajar di sana...tapi sebaiknya sih berkelompok, karena penjelasan untuk orang dewasa akan berbeda dengan penjelasan untuk anak-anak. Biasanya anak-anak datang dengan sekolahnya, kalo engga bisa bosen..( jadi humas mendadak deh ni..hehe )
Untuk info yang lebih jelas, hubungi Kebun Karinda di Bumi Karang Indah, Jl. Karang Asri II C2/28, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta, tlp : (021) 75909167
Alhamdulillah, masih banyak teman yang peduli dengan lingkungan kita
Saya tulis di sini ya tanggapan untuk komentar teman-teman...
"mb, beli keranjang sakti Takakura dimana di karinda jg ya ? apa bisa keranjang biasa ya ? sekilas nampak spt keranjang pakaian kotor di rumah hehehe ..."(Lilik)
Iya, memang betul keranjang takakura itu sebenernya laundry basket/ keranjang kotor biasa..hehe..kebetulan memang aku belinya di Kebun Karinda sesudah pelatihan itu, supaya bisa langsung praktek sampai di rumah.
Tapi sebenernya untuk mengompos bisa pakai macam-macam wadah :
- drum plastik, bagian bawahnya dilubangi 5 buah. Diletakkan di atas bata agar aliran udara bisa masuk. Diberi tutup dari bantalan sabut/sekam (dari jaring plastik) untuk menjaga kelembapan dan suhu pengomposan.
- gentong/tempayan dari tanah liat ukuran 50 -100 ml. Bagian dasarnya dilubangi 5 buah. Diberi tutup bantalan sabut/sekam.
- keranjang takakura : keranjang tempat cucian ( laundry basket ), bagian dasarnya dilubangi 6 buah, diberi alas bantalan sabut/sekam. Di dalamnya diberi lapisan kardus.
Bener banget. Dulu waktu kecil saya pernah ikut alm bapak jalan-jalan ke TPA. Ngga nyambung juga sih sebenernya kenapa bapak yang arsitek itu bisa 'main' nya sama pemulung sampah yang dulu disebut bapak Laskar Mandiri.
'Pekerjaan' pemulung sampah memang memilah sampah, terutama sampah-sampah non organik yang masih bisa didaur ulang ( botol plastik, gelas aqua dll ), kemudian dijual dan jadi penghasilan mereka..cuma masalahnya, mereka harus 'mengais-ngais' seperti ( maaf ) anjing di sana...hiks..kasian juga liatnya...
Jadi itulah tujuannya kita memilah sampah di tingkat rumah tangga.
Pertama, sampah organik ditahan di rumah, diolah jadi kompos, dikembalikan lagi ke bumi dan jadi bermanfaat.
Kedua, sampah non organik yang masih bisa didaur ulang bisa disedekahkan ke para pemulung sampah yg pastinya diterima dengan senang hati oleh mereka karena ngga usah bersusah payah mengais tempat sampah.
Ketiga, tinggal sampah non organik yang sulit didaur ulang ( plastik refill, styrofoam, baterai bekas, pampers ) yang 'terpaksa' dibuang. Ini bisa diperkecil lagi jumlahnya kalau kita bisa menguranginya. Misal beli detergent, sabun cuci, shampoo, minyak goreng dll 'curah' yang ngga perlu pakai plastik refill, atau balik lagi pakai popok kain untuk mengurangi limbah pampers..;)
Sampah organik yang tidak diolah dan dibuang bersama-sama sampah non organik ini yang sekarang ini menjadi masalah besar di Indonesia.
Padahal sebenarnya, kalau kita mau sedikit repot, sampah organik ini setelah diolah menjadi kompos dalam skala rumah tangga bisa dimanfaatkan sendiri untuk keindahan rumah kita karena memperbaiki struktur tanah dan membuat tanaman kita menjadi subur, sedangkan dalam skala RT/RW pengelolaannya bisa diserahkan pada petugas kebersihan dan hasilnya kalau dijual bisa jadi tambahan sumber penghasilan juga buat mereka.
Selain itu yang paling penting adalah kita melaksanakan amanah Allah untuk memelihara bumi.
"Iya Lit, pengelolaan sampah tuh emang penting. Aku disini paling repot urusan memilah sampah. Botol dari beling aja dipisah buangnya berdasarkan warna(putih, coklat, hijau). Sampah kertas juga khusus buangnya, juga bio (warna tempat sampahnya hijau), sedang sampah dedaunan biasanya aku olah sendiri jadi kompos, daripada harus bayar khusus lagi. Adalagi sampah bekas packing (kotak/plastik sampahnya warna kuning) seperti kotak bekas susu, botol kemasan plastik, kaleng..yg bakal di recycling, biasanya diambil 2 minggu sekali. Pertama-tama ribet juga urusan buang sampah ini krn harus di pilah2, tapi lama2 jadi biasa juga. Paling males klo mo buang sampah botol beling ..karena tempatnya khusus, nggak diambil didepan rumah." (Retno)
Wah, makasih banget sharingnya, Ret..
Memang idealnya begitu ya. Di beberapa perumahan di kota besar Indonesia rasanya sudah menjalankan sistem yang hampir mirip seperti itu. Sampah non organik diambil oleh pemulung yang 'berijin' setiap hari yang ditentukan. Cuma memang, suliiiiit banget mengubah kebiasaan masyarakat Indonesia membuang sampah
"kalo mau kunjungan ke Kebun Karinda harus telp dulu kah? Trus boleh pribadi sama keluarga gak yah?"(Mama Rafa)
Iya, harus dengan perjanjian..
Pelatihan diadakan setiap hari Selasa, jam 9-11 dan Sabtu, jam 8-10.
Minimal 10 orang dan maksimal 40 orang ( jadi nanti kalau kelompok kita cuma 10 orang akan digabung dengan kelompok lain ).
Kunjungan ke Kebun Karinda boleh dengan kelompok atau keluarga, pada dasarnya semua orang boleh belajar di sana...tapi sebaiknya sih berkelompok, karena penjelasan untuk orang dewasa akan berbeda dengan penjelasan untuk anak-anak. Biasanya anak-anak datang dengan sekolahnya, kalo engga bisa bosen..( jadi humas mendadak deh ni..hehe )
Untuk info yang lebih jelas, hubungi Kebun Karinda di Bumi Karang Indah, Jl. Karang Asri II C2/28, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta, tlp : (021) 75909167
mba Lita yang baik hati... makasih banyak banget atas infonya, bermanfaat banget... sampe aku print hehe
ReplyDeleteWahh mba' ku satu ini emang TOB BGT d kepeduliannya thd lingkungan..
ReplyDeletebermanfaat banget lho mba' infonya..
jeng Lita...apa kabar?
ReplyDeletedah lama ga mampir ternyata peduli lingkungan juga...dan ternyata udah connect juga ke blog nya bapakku ya (http://sobirin-xyz.blogspot.com/)
semoga semakin banyak pemerhati lingkungan semakin membaik kondisi lingkungan di Bumi ini...:-)
paling ngga di sekitar kita dulu ya...
Mbak Lita,
ReplyDeletePernah main ke Kampung Banjarsari (Jkt Slt), dibelakang apotik Ratna (jl. RS Fatmawati dan Jl. Kartini/terusannya Simatupang)? Kampung itu warganya peduli lingkungan, bahkan beberapa kali mendapat predikat kampung terbaik di Jakarta dalam menjaga lingkungan. Dipinggir jalan ada pot2 tanaman hijau, bahkan pengolahan sampahnya mendapat sumbangan dari Unesco.
Kampungku, di Cilandak Barat, seberang kampung Banjarsari, RW nya sedang getol mengajak warga memberikan pot tanaman hijau didepan pagar masing-masing rumah. Memang jalan jadi lebih sempit, tapi suasana lebih adem.
Salut deh ama mbak Lita. Kegiatannya bermanfaat bgt :)
ReplyDeletemba, thanks bgt atas info tambahannya ini ..
ReplyDeleteterinspirasi ngajak ibu2 di rt-ku nih, moga2 aja seide ya ? ;)
waahhh Mbak, it's so useful. duuhh bagus bangett yaa,, klo tiap kota ada kegiatan spt ini...
ReplyDelete*kapan ya kota ku bisa ngadain kegiatan spt ini??
thanks infonya yaa mbak ;)
TFS, dear!
ReplyDeleteMba Lita,
ReplyDeleteKami mau membeli karanjang Takaura untuk dipakai di lingkungan kami di Serpong. Dimana saya bisa membelinya?
Terima kasih untuk bantuannya.
Djatnika Soekarta
E: d_soekarta@yahoo.com
Mbak Lita,
ReplyDeletesaya guru SD. Kebetulan saya dan anak-anak di kelas sedang membicarakan masalah sampah. Saya jadi tertarik dengan kebun karinda.
Boleh ngobrol sedikit tentang kebun karinda ini?
Terima kasih banyak.
infonya sangat bermanfaat... saat ini dirumah saya hanya sebatas memisahkan sampah organik dan non-organik. sampah yang organik sebagian diolah dengan keranjang takakura buatan ibu saya..
ReplyDeletesalam kenal
Alhamdulillah...blog ini sungguh luar biasa manfaatnya....semoga bloggernya di Rahmati ALLAH dengan kejernihan hati dan mampu terus berfikir serta berkarya, sehingga yang membacanya senantiasa cerdas
ReplyDelete