Catatan Perjalanan : Susur Pantai Selatan ( part 2 )
Lanjutan dari catatan perjalanan : susur pantai selatan ( part 1 )
Cuaca sore itu cukup mendung, hujan turun rintik-rintik waktu akhirnya kami sampai di pantai setelah menempuh sekitar 1 jam perjalanan.
Pantainya masih perawan, sangat sepi, tidak ada tapak kaki selain tapak-tapak kami. Sungguh pemandangan yang luarbiasa. Hanya sayangnya sepanjang perjalanan banyak sampah bekas bungkus snack bertebaran di jalan yang kami lalui :((
Kami terus berjalan melewati tumpukan batu2 yang seakan tidak ada habisnya..
Di beberapa point, ketika kita tidak bisa melewati pantai karena ombak yang tinggi, kita juga harus mendaki tebing karang yang terjal dan licin. Tidak terlalu sulit juga sebenarnya, tidak perlu peralatan lain seperti tali, tapi tetap harus waspada dan hati - hati jangan sampai terpeleset.
Hari sudah semakin gelap, lampu-lampu hotel dan resto di seberang teluk sudah mulai menyala. Sudah 2 jam lebih kami berjalan menyusuri bebatuan di pantai yang sepi di tengah hujan rintik-rintik, melewati goa yang gelap dengan baunya yang khas. Jalan sudah mulai tidak terlihat tanpa bantuan senter. Hmmmm....sepertinya kita agak terlambat berangkat sore tadi...
Sampai akhirnya, pas menjelang maghrib, kami melangkah ke salah satu rumah nelayan di pinggir pantai yang menerima kami dengan keramahan dan keterbukaannya mempersilakan kami beristirahat meluruskan kaki sekaligus menumpang menginap di depan rumah dan musholla nya.
Segelas kopi hangat yang airnya dimasak dengan kayu bakar dan sebungkus kacang di bawah cahaya lampu petromak dengan pemandangan shilouette kapal nelayan, kerlap kerlip lampu-lampu indah nun jauh di seberang laut menemani saya malam itu. Adik-adik menghabiskan bekal yang mereka bawa, kak Edie memesan semangkuk indomie telur pada pemilik rumah. Alhamdulillah.....
Malam itu, sesudah renungan malam menutup hari, semua segera beristirahat mengumpulkan tenaga untuk meneruskan perjalanan besok pagi. Buat saya pribadi, perjalanan ini menjadi sebuah pengalaman menarik yang mengayakan batin, menyegarkan tubuh dan pikiran yang penat dengan rutinitas, sekaligus menambah wawasan akan kehidupan...
Setelah cek & ricek gembolan, mengencangkan tali-tali backpack, briefing dan berdoa, kami berangkat menuju pantai. Melewati jalan setapak perumahan penduduk yang semakin lama semakin jarang. Menyusuri jalan pematang berlumpur yang bersebelahan dengan jurang di sebelah kanan, melewati sawah - sawah penduduk, kami terus melangkah dengan hati2.
jalan pematang berlumpur
Cuaca sore itu cukup mendung, hujan turun rintik-rintik waktu akhirnya kami sampai di pantai setelah menempuh sekitar 1 jam perjalanan.
Pantainya masih perawan, sangat sepi, tidak ada tapak kaki selain tapak-tapak kami. Sungguh pemandangan yang luarbiasa. Hanya sayangnya sepanjang perjalanan banyak sampah bekas bungkus snack bertebaran di jalan yang kami lalui :((
Kami terus berjalan melewati tumpukan batu2 yang seakan tidak ada habisnya..
Disinilah ketahanan fisik dan mental kita diuji. Dalam kondisi seperti ini karakter asli seseorang bisa jadi muncul tanpa disadari dan menimbulkan energi negatif yang mempengaruhi daya tahan orang-orang di sekelilingnya. Itulah sebabnya kak Edie hanya mengajukan 3 syarat sebelum kami melakukan perjalanan, yang oleh Kak Udi dibuat jadi 3 S : Senyum, Santai dan Syukuri ! ^_^
Lelah bisa jadi tidak terasa kalau kita bersyukur bisa menikmati hamparan luas alam yang indah mengagumkan tiada tara. Debur ombak di sisi kanan, hutan hijau dan air terjun kecil di sisi kiri yang tidak habis-habisnya.
Subhanallah…
Lelah bisa jadi tidak terasa kalau kita bersyukur bisa menikmati hamparan luas alam yang indah mengagumkan tiada tara. Debur ombak di sisi kanan, hutan hijau dan air terjun kecil di sisi kiri yang tidak habis-habisnya.
Subhanallah…
jalan bebatuan
Di beberapa point, ketika kita tidak bisa melewati pantai karena ombak yang tinggi, kita juga harus mendaki tebing karang yang terjal dan licin. Tidak terlalu sulit juga sebenarnya, tidak perlu peralatan lain seperti tali, tapi tetap harus waspada dan hati - hati jangan sampai terpeleset.
salah satu dari tebing karang yang harus dipanjat
goa di tepi pantai
Hari sudah semakin gelap, lampu-lampu hotel dan resto di seberang teluk sudah mulai menyala. Sudah 2 jam lebih kami berjalan menyusuri bebatuan di pantai yang sepi di tengah hujan rintik-rintik, melewati goa yang gelap dengan baunya yang khas. Jalan sudah mulai tidak terlihat tanpa bantuan senter. Hmmmm....sepertinya kita agak terlambat berangkat sore tadi...
Sampai akhirnya, pas menjelang maghrib, kami melangkah ke salah satu rumah nelayan di pinggir pantai yang menerima kami dengan keramahan dan keterbukaannya mempersilakan kami beristirahat meluruskan kaki sekaligus menumpang menginap di depan rumah dan musholla nya.
Segelas kopi hangat yang airnya dimasak dengan kayu bakar dan sebungkus kacang di bawah cahaya lampu petromak dengan pemandangan shilouette kapal nelayan, kerlap kerlip lampu-lampu indah nun jauh di seberang laut menemani saya malam itu. Adik-adik menghabiskan bekal yang mereka bawa, kak Edie memesan semangkuk indomie telur pada pemilik rumah. Alhamdulillah.....
rumah nelayan di daerah PasirBaru, sekitar 7 km arah timur Cibareno
Malam itu, sesudah renungan malam menutup hari, semua segera beristirahat mengumpulkan tenaga untuk meneruskan perjalanan besok pagi. Buat saya pribadi, perjalanan ini menjadi sebuah pengalaman menarik yang mengayakan batin, menyegarkan tubuh dan pikiran yang penat dengan rutinitas, sekaligus menambah wawasan akan kehidupan...
~ to be continue
waypoint desa di daerah Pasir Baru ini baru setengah perjalanan menuju final destination.
lanjutan kisahnya di sini
lanjutan kisahnya di sini
gak sabar menunggu kelanjutan petualangannya :)
ReplyDeletesiiip...kapan2 nyoba juga deh...seru :)
ReplyDeletetks udah mampir ya...
Amazing, kita baru tahu kalau pantai itu selain tersusun dari pasir atau butiran kapur bisa juga terdiri dari batuan. Seperti yang terlihat di foto-foto di atas :)
ReplyDeleteFiz : Amazing, kita baru tahu kalau pantai itu selain tersusun dari pasir atau butiran kapur bisa juga terdiri dari batuan. Seperti yang terlihat di foto-foto di atas :)
ReplyDeleteiya lho, Fiz...dan jalan di atas bebatuan itu 'lumayan' juga...tapi seruuu deh...
Salam kapan bisa kesana ya
ReplyDeleteULasannya bagus mbak pingin baca sambungannya
ReplyDeleteMawardi : ULasannya bagus mbak pingin baca sambungannya
ReplyDeletealhamdulillah, great adventure buat saya...terimakasih sudah mampir, silakan lanjut ke part 3 :)
Ardi : Salam kapan bisa kesana ya
ReplyDeleteSalam kembali ! semoga kapan-kapan bisa kesana ya. Tks sudah mampir :)
Mantaps pokoke infonya. Aku bakalan sempetin rutin mampir. Dan salutku padamu lah pokoknya.
ReplyDeletewow!! nice!!
ReplyDeletebagus pantainya, terutama yang tersusun dari batuan itu. sepertinya jarang pantai yang seperti ini. ditunggu perjalanan selanjutnya.. salam kenal..
...
ReplyDeleteMba Lita ijin baca artikel dan numpang komen ya...
artikelnya bagus bgt, inspiratif dan memberikan banyak masukan.
terima kasih.
thanks .
admin
Home Appliances and Home Improvement