Lubang Biopori di RT ku
Beberapa bulan lalu, saya menulis tentang belajar membuat Lubang Resapan Biopori sesudah saya dan beberapa teman datang ke IPB menemui pak Kamir, dan pulang berbekal 4 alat pengebor lubang biopori.
Sesuai janji saya, saya akan menulis liputannya kalau sudah tersosialisasi di lingkungan saya..
Alhamdulillah, sesudah beberapa bulan, pengetahuan tentang LRB ini sudah mulai tersosialisasi di lingkungan perumahan saya. Awalnya, beberapa ibu bersama2 membuat lubang di halaman rumahnya, dan di depan rumahnya. Saya sendiri baru sempat membuat 1 lubang karena alat nya jalan2 terus bergiliran dipinjam teman2...hehehe...
Kami sempat menemui beberapa 'masalah' yang sempat membuat kapok karena ada yang lubangnya berbau, ada yang lubangnya berbelatung, dsb. Tapi akhirnya berhasil diatasi sesudah bertanya dan berdiskusi..
Sesudah LRB ini berfungsi dan ternyata sama sekali tidak sulit membuat dan 'merawat'nya, dan memang benar sangat bermanfaat karena kami bisa membuang sampah organik dengan mudah, tanah di sekelilingnya juga menjadi lembab dan subur, kami mulai mensosialisasikannya di acara arisan ibu2 RT dibantu mas Adit, mahasiswa nya Pak Kamir yang memberi presentasi.
Alhamdulillah, ternyata banyak yang tertarik untuk membuatnya, bukan karena di daerah kami sering kebanjiran, tapi LRB ini dapat menjadi solusi dalam membuang sampah organik rumah tangga.
Akhirnya hari Minggu yang lalu, ibu2 bekerjabakti melubangi lingkungan RT..
Ini beberapa catatan hasil pengamatan ibu-ibu...
Sesuai janji saya, saya akan menulis liputannya kalau sudah tersosialisasi di lingkungan saya..
Alhamdulillah, sesudah beberapa bulan, pengetahuan tentang LRB ini sudah mulai tersosialisasi di lingkungan perumahan saya. Awalnya, beberapa ibu bersama2 membuat lubang di halaman rumahnya, dan di depan rumahnya. Saya sendiri baru sempat membuat 1 lubang karena alat nya jalan2 terus bergiliran dipinjam teman2...hehehe...
Kami sempat menemui beberapa 'masalah' yang sempat membuat kapok karena ada yang lubangnya berbau, ada yang lubangnya berbelatung, dsb. Tapi akhirnya berhasil diatasi sesudah bertanya dan berdiskusi..
Sesudah LRB ini berfungsi dan ternyata sama sekali tidak sulit membuat dan 'merawat'nya, dan memang benar sangat bermanfaat karena kami bisa membuang sampah organik dengan mudah, tanah di sekelilingnya juga menjadi lembab dan subur, kami mulai mensosialisasikannya di acara arisan ibu2 RT dibantu mas Adit, mahasiswa nya Pak Kamir yang memberi presentasi.
Alhamdulillah, ternyata banyak yang tertarik untuk membuatnya, bukan karena di daerah kami sering kebanjiran, tapi LRB ini dapat menjadi solusi dalam membuang sampah organik rumah tangga.
Akhirnya hari Minggu yang lalu, ibu2 bekerjabakti melubangi lingkungan RT..
Ini beberapa catatan hasil pengamatan ibu-ibu...
- jangan meneruskan membuat lubang jika tanahnya berair, sampah organik yg dimasukkan akan mengeluarkan bau karena tidak dapat diproses oleh mikroorganisme dalam tanah
- ketika tanah yg dilubangi menjadi keras, coba diberi air, kemudian ditinggal dulu. Sesudah beberapa saat, biasanya tanahnya akan menjadi lebih mudah dilubangi.
- ibu2 di sini menutup lubang nya dengan pot ukuran kecil yang dilubangi bagian bawahnya untuk mempertahankan bentuk mulut lubang bioporinya. Harus cukup besar lubang potnya, karena lubang biopori bisa berbelatung kalau terlalu tertutup.
- kalau musim kemarau, lubang sebaiknya disirami untuk mempercepat proses pengomposan.
- LRB ternyata bisa juga digunakan untuk mengatasi selokan yang mampet dengan cara membuatnya di dasar selokan itu.
sangat bermanfaat ni.
ReplyDeletewuah... seneng deh rasanya kalau ada yang mendukung. saya prihatin bu! di tempat saya sepi pendukung. nggak tahu kenapa ya? ada yang lebih bikin prihatin, silahkan kunjungi "kampung semen" di blog saya...
ReplyDelete#oh ya, saya bikin alat sendiri di tukang las, biaya nggak sampe 50rb, desainnya niru peralatan tukang sumur boor. cukup bagus... kena pasal HAKI nggak ya? hehehe...
Jadi ingat kampusku dulu, meski ada ahlinya yang nemu alat biopori, tapi yang lain malah membuat tutupan dengan bangunan perbelanjaan. Lihat kampus Baranangsiang juga kan Mbak?
ReplyDeleteBunda Lita program penggalian Biopori yang diposting ini kayanya sedang dibutuhkan deh dilingkungan saya. soalnya sampah semakin menumpuk dan kita ga tau harus diapakan lagi. soalnya lahan pembuangan sampah saat ni dah ga memungkinkan lagi. saya mo tau, alat untuk menggali lubang bioporinya itu dari mana dan bentuk seperti apa. biar nanti bisa saya terapkan dilingkungan rumah saya...thanks atas informasinya. mohon solusinya ya bunda lita. Tukeran link ya sama aku...(slowinfo.blospot.com)
ReplyDeleteHii, ibu ibu itu kompak ya?
ReplyDeleteHii, ibu ibu itu kompak ya?
ReplyDeleteKalo buat biopori di blog bisa gak ya???? :D
ReplyDeleteBTW, met kerja bakti Mbak...!!!
kerja bakti kita gak kalah sama bapak2 pada waktu yang sama. 10 lubang kita kerjain dalam waktu 4 jam. FYI aku yang pake baju kuning ituu...:)
ReplyDeleteAndy MSE : #oh ya, saya bikin alat sendiri di tukang las, biaya nggak sampe 50rb, desainnya niru peralatan tukang sumur boor. cukup bagus... kena pasal HAKI nggak ya? hehehe...
ReplyDeletekata mereka boleh aja kok, mas, kalau mau bikin alat pengebor sendiri...:)
Junaedi : Jadi ingat kampusku dulu, meski ada ahlinya yang nemu alat biopori, tapi yang lain malah membuat tutupan dengan bangunan perbelanjaan.
ReplyDeletehhhh..iya ya...prihatin dengan kepedulian lingkungan nya yg tipis banget...:((
akimdave : saya mo tau, alat untuk menggali lubang bioporinya itu dari mana dan bentuk seperti apa. biar nanti bisa saya terapkan dilingkungan rumah saya...
ReplyDeletebentuk alatnya spt apa bisa diliat di www.biopori.com. Kalau berminat, ada no kontaknya kalau mau pesen.
tks ya, Kim...blognya sdh sy link..
Nanin : Hii, ibu ibu itu kompak ya?
ReplyDeleteiya, Nin, sama spt ibu kan...:)
Fiz : Kalo buat biopori di blog bisa gak ya???? :D
ReplyDeletekalo di blognya Fiz ada tanahnya bisa tuh dibor..:D
bunda laras : kerja bakti kita gak kalah sama bapak2 pada waktu yang sama. 10 lubang kita kerjain dalam waktu 4 jam. FYI aku yang pake baju kuning ituu...:)
ReplyDeleteemang, ibu2 GDA top markotop, bun..;)
Hii, ibu ibu itu kompak ya? Hati2 skrg ada situs anri islam lho
ReplyDeletehttp://mantanmuslim.blogspot.com
Hii, Ibu Lita, bolehkah blognya saya link ke blog saya? Thanks. Salam. Adhi.
ReplyDeleteWah, boleh banget, mas Adhi..
ReplyDeleteTerimakasih juga sdh mampir, blognya mas Adhi saya link juga ya.
malam ibu...
ReplyDeleteminta izin copy ke blog saya ya bu...
saya akan link ke blog ibu..
terima kasih...
ok, silakan, mas Arief...
ReplyDeleteRekan Lita! Such a Great Job!
ReplyDelete.:Greeneration Indonesia:.
thanks, Greeneration !
ReplyDelete