Hikmah menyikapi perbedaan
Dari suatu peristiwa, insya allah selalu ada hikmah yang bisa dipelajari.
Begitulah yang saya alami selama 2 minggu ini, sejak poligami yang dilakukan Aa Gym menjadi kontroversi yang semakin mencuat, dan mencuri perhatian anak-anak lelaki saya yang sudah remaja.
Polemik yang ada rasanya semakin menjauhkan saya dari kebenaran.
Membawa saya untuk mencari kebenaran itu langsung ke sumbernya yaitu Al Quran.
Sempat dicurigai "mencari-cari penafsiran baru dari suatu ayat untuk mengharamkan sesuatu yang halal dalam hukum agama.."
Diskusi lewat email, dan 'mojok' bareng sahabat-sahabat, alhamdulillah memperkaya wawasan dan semakin mendewasakan diri dalam menyikapi masalah kontroversi ini.
(menambah daftar pengaruh blogging dalam hidup saya )
Sesudah melewati semua ini, saya memutuskan untuk berbagi dengan teman2 apa yang menjadi pemahaman saya, dengan harapan dapat bermanfaat bagi kita semua..
Kontroversi mengenai poligami bersumber dari ayat ini :
Sayangnya, dalam menafsirkannya seringkali ayat tsb di'penggal' di awal kalimatnya, sehingga menimbulkan interpretasi yang 'bias' mengenai poligami. Sayang sekali, ayat yang begitu bagus dan dalam maknanya malah menimbulkan 'chaos' pada ummatnya..
Menurut pemahaman saya, kata kunci dari ayat ini justru terdapat pada kalimat terakhir, yaitu "aniaya". Artinya, ayat tsb tidak mengatur mengenai poligami ataupun monogami, melainkan bentuk perlindungan bagi perempuan-perempuan yang rentan terhadap penganiayaan dalam pernikahannya.
Bila kita kaji secara menyeluruh, maka dapat disimpulkan bahwa urutan perempuan dari yang paling rentan terhadap penganiayaan adalah..
1. perempuan yatim ( tidak memiliki ayah yang dapat melindungi )
2. perempuan yang dipoligami ( lelaki dalam posisi banyak pilihan )
3. perempuan dalam pernikahan monogami
Terlepas dari pemahaman saya di atas, saya meyakini bahwa setiap ayat dalam Al Quran memiliki kebenaran yang mutlak yang tidak seharusnya menimbulkan pro dan kontra.
Pro kontra ini menunjukkan bahwa kita memiliki keterbatasan.
Saya tidak dapat mengklaim saya benar, atau dia benar, atau siapapun benar.
Yang terpenting, dalam menyikapi perbedaan spt di atas, kita senantiasa merendahkan hati, memohon kepada Allah agar ditunjukkan jalan yang lurus, yaitu jalan yang diridhoiNya, bukan jalan yang dimurkai ataupun yang sesat..
Amin.
Begitulah yang saya alami selama 2 minggu ini, sejak poligami yang dilakukan Aa Gym menjadi kontroversi yang semakin mencuat, dan mencuri perhatian anak-anak lelaki saya yang sudah remaja.
Polemik yang ada rasanya semakin menjauhkan saya dari kebenaran.
Membawa saya untuk mencari kebenaran itu langsung ke sumbernya yaitu Al Quran.
Sempat dicurigai "mencari-cari penafsiran baru dari suatu ayat untuk mengharamkan sesuatu yang halal dalam hukum agama.."
Diskusi lewat email, dan 'mojok' bareng sahabat-sahabat, alhamdulillah memperkaya wawasan dan semakin mendewasakan diri dalam menyikapi masalah kontroversi ini.
(menambah daftar pengaruh blogging dalam hidup saya )
Sesudah melewati semua ini, saya memutuskan untuk berbagi dengan teman2 apa yang menjadi pemahaman saya, dengan harapan dapat bermanfaat bagi kita semua..
Kontroversi mengenai poligami bersumber dari ayat ini :
Bila kita perhatikan ada 3 kalimat dalam ayat tsb, yang menurut pemahaman saya sangat jelas dan logis isinya ingin melindungi perempuan dalam pernikahannya."Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat.
Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki.
Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya."(QS 4:3)
Sayangnya, dalam menafsirkannya seringkali ayat tsb di'penggal' di awal kalimatnya, sehingga menimbulkan interpretasi yang 'bias' mengenai poligami. Sayang sekali, ayat yang begitu bagus dan dalam maknanya malah menimbulkan 'chaos' pada ummatnya..
Menurut pemahaman saya, kata kunci dari ayat ini justru terdapat pada kalimat terakhir, yaitu "aniaya". Artinya, ayat tsb tidak mengatur mengenai poligami ataupun monogami, melainkan bentuk perlindungan bagi perempuan-perempuan yang rentan terhadap penganiayaan dalam pernikahannya.
Bila kita kaji secara menyeluruh, maka dapat disimpulkan bahwa urutan perempuan dari yang paling rentan terhadap penganiayaan adalah..
1. perempuan yatim ( tidak memiliki ayah yang dapat melindungi )
2. perempuan yang dipoligami ( lelaki dalam posisi banyak pilihan )
3. perempuan dalam pernikahan monogami
Terlepas dari pemahaman saya di atas, saya meyakini bahwa setiap ayat dalam Al Quran memiliki kebenaran yang mutlak yang tidak seharusnya menimbulkan pro dan kontra.
Pro kontra ini menunjukkan bahwa kita memiliki keterbatasan.
Saya tidak dapat mengklaim saya benar, atau dia benar, atau siapapun benar.
Yang terpenting, dalam menyikapi perbedaan spt di atas, kita senantiasa merendahkan hati, memohon kepada Allah agar ditunjukkan jalan yang lurus, yaitu jalan yang diridhoiNya, bukan jalan yang dimurkai ataupun yang sesat..
Amin.
perbedaan adalah rahmat.
ReplyDeletesaya mengimani seluruh isi Al-Qur'an, tetapi saya sangat setuju bahwa ada makna terselubung dibalik semua ayat-ayat tersebut, perlu dicerna dengan baik. saat ini, tidak semua ayat Al-Qur'an dapat diterapkan lagi. Contoh ayat yang menyebutkan bahwa minuman keras itu tidak apa-apa diminum, hanya mudhorotnya lebih banyak. ayat tersebut masih ada di Al-Qur'an, dan telah diperbaiki dengan ayat selanjutnya, yang mengharamkannya.
demikian pula dalam hal poligami.., mesti disikapi apakah surat yang jadi tameng poligami tersebut ada maksud terselubung yang mengartikan bahwa ayat tersebut justru untuk mengurangi poligami?
thanks 'mojok'nya kmrn ya mba ... ikut mencerahkan jg buatku ..
ReplyDeleteyg pasti emang kita harus bijak menyikapi perbedaan itu ya, beda itu indah kog ;-)
ayo ayo kapan 'mojok'nya lagi ? ;-)
walah, aku kok ga diundang mojok siiih...
ReplyDeletesalam kangen ya bu :)
satu hal yang aku pegang..gk mungkin Alloh menzhalimi kita, umat nya yang perempuan ini ya mba..
ReplyDeleteSeneng baca tulisannya mba Lita :)
BTW..bener ya skarang mba Lita pake jilbab? Salut deh
Menjelaskan kembali kesimpulan saya di atas..
ReplyDelete"saya meyakini bahwa setiap ayat dalam Al Quran memiliki kebenaran yang mutlak yang tidak seharusnya menimbulkan pro dan kontra."
Artinya pro kontra atau perbedaan pendapat itu sebenarnya karena ada satu saja yang benar, atau kedua-duanya salah, tidak mungkin kedua-duanya benar, dan saya meyakini hanya Al Quran yg memiliki kebenaran mutlak. Perbedaan pendapat ini menunjukkan bahwa kita memiliki keterbatasan.
Jadi, saya tidak dapat mengklaim saya benar, atau dia benar, atau siapapun benar.
Yang terpenting, dalam menyikapi perbedaan spt di atas, kita senantiasa merendahkan hati, memohon kepada Allah agar ditunjukkan jalan yang lurus, yaitu jalan yang diridhoiNya, bukan jalan yang dimurkai ataupun yang sesat..
aku gag ikutan 'mojok' jadi gag bisa dapet pencerahan soal poligami yang lagi marak jadi pembicaraan ini deh..tapi baca tulisan2 mba Lita disini paling tidak aku mendapatkan informasi dan benang merah dari masalah poligami ini..makasih ya mba'..*hugs*
ReplyDelete